Rabu, 18 Mei 2011

GIGI


Peranan Splin Permanen dalam Perawatan Periodontal 
Splin merupakan alat yang dibuat untuk menstabilkan atau mengencangkan gigi-gigi yang goyang akibat suatu injuri atau penyakit

. Pada perawatan periodontal splin digunakan pada keadaan kegoyangan gigi akibat berkurangnya tinggi tulang alveolar, sehingga kegoyangan tersebut mengganggu fungsi penderita. Bila terdapat peningkatan kegoyangan gigi dengan gambaran ligamentum periodontal normal, dan kegoyangan tersebut tidak mengganggu fungsi pengunyahan atau kenyamanan penderita maka keadaan ini tidak membutuhkan splin.

Seringkali splin dibuat tanpa melihat penyebab kegoyangan gigi tersebut dan desain yang cocok untuk sisa gigi yang ada. Splin periodontal dapat bersifat temporer atau sementara dan permanen atau tetap. Bentuk splin dapat berupa splin cekat atau lepasan, dan dapat diletakkan ekstrakoronal (eksternai) maupun intrakoronal (internal). Splin permanen antara lain berupa fixed bridge, protesa sebagian lepas, atau penggabungan tambalan dengan komposit resin.

SPLINTING SEBAGAI PENUNJANG TERAPI PERIODONTAL
Derajat pergerakan gigi ditentukan oleh 2 faktor, yaitu tinggi jaringan pendukung dan lebarnya ligamentum periodontal. Ke- goyangan gigi dapat terjadi akibat berkurangnya tinggi tulang alveolar, atau karena pelebaran ligamentum periodontal,dapat pula merupakan kombinasi keduanya. Kegoyangan juga terjadi karena kerusakan tulang angular akibat keradangan atau pe- nyakit periodontal lanjut. Trauma oklusi dapat memperberat kehilangan perlekatan dan bertambahnya kerusakan tulang serta meningkatkan kegoyangan gigi

. Setelah keberhasilan suatu perawatan periodontal, kegoyangan gigi yang masih terjadi dianggap sebagai kegoyangan patologis. Hipermobilitas pada gigi dengan jaringan periodonsium sehat, terjadi akibat berkurangnya tinggi tulang alveolar dan pelebaran ligamentum periodontal. Keadaan ini dianggap sebagai suatu kegoyangan fisiologis

. Kegoyangan ini dapat dikurangi dengan penyesuaian oklusi atau splinting.
Splinting merupakan perawatan pendukung yang dilakukan bersama dengan perawatan periodontal lainnya. Splinting juga
dapat dilakukan pada fase pertama perawatan periodontal, sebelum tindakan bedah. Dalam hal ini digunakan splin temporer
atau provisional splint. Pemakaian splin permanen berupa restorasi, dilakukan sebagai bagian dan fase restorasi atau re- konstruktif dari perawatan periodontal

.Splin periodontal bukan merupakan satu-satunya metode untuk menstabilkan gigi geilgi.
Sebelum dilakukan splinting, perlu diketahui penyebab kegoyangan gigi atau migrasi patologis yang terjadi. Bila kegoyangan gigi disebabkan atau diperberat oleh tekanan oklusal yang abnormal, maka splinting dilakukan setelah tindakan penyesuaian oklusi

. Kadang-kadang setelahdilakukan penyesuaian tekanan oklusal, kegoyangan gigi berkurang dan posisi gigi menjadi lebih stabil sehingga splinting tidak diperlukan lagi. Pada gigi yang displint tekanan oklusal akan dibagikan pada seluruh gigi. Kekakuan alat splin kadang-kadang dapat memungkinkan terjadinya gerakan mengungkit, sehingga tekanan yang jatuh pada beberapa gigi lebih besar daripada sebelum pemakaian splin.
 
ABIGAIL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar