Sabtu, 21 Mei 2011

PENETASAN TELUR

ABIGAIL

Sebelum memulai atau bahkan sebelum berfikir untuk menetaskan telur, kita harus terlebih dahulu mengenal dengan baik incubator atau mesin tetas yang akan dipakai dalam mengerjakan penetasan telur dan persyaratan lainnya seperti :
A. Pilihlah lokasi yang cukup luas dengan tidak terkena panas matahari secara langsung dan tidak terkena angin yang dapat menyebabkan perubahan suhu.
B. Sanitasi adalah hal yang paling penting. Bersihkan incubator dengan campuran larutan Desoderm campur air atau chlorox bleach campur air atau Lysol campur air untuk men-suci hamakan (sterilisasi) incubator.
C. Pelajari buku petunjuk penggunaan incubator atau menanyakan dengan penjualnya secara langsung. Mencoba beberapa jam dengan memperhatikan karakteristik dan fungsi dari masing masing peralatan pada incubator adalah hal yang harus dikerjakan. Yang pasti, apapun macam incubator yang dipakai pasti memerlukan kalibrasi sesuai standart yang diperlukan untuk digunakan

KALIBRASI
A. Wafer Thermostat (standard yang dipakai oleh Incubator Cemani) dan yang kami pakai pula harus di atur agar mempunyai temperatur di dalam ruang incubator senilai 100-101oF dry bulb temperature, dengan range yang dapat diterima senilai 97-103oF. Lihar manual dari incubator yang dipakai mengenai aturan standard dan caranya. Dalam beroperasi, thermostat akan bekerja berdasarkan kembang-kempis nya wafer yang ada di dalam ruang incubator. Sehingga adalah normal jika ada siklus perbedaan temperatur yang terjadi di pembacaan pada termometer dan ini adalah hal yang normal. Yang harus kita lakukan adalah menjaga dan men-set thermostat agar selalu bekerja pada kisaran angka 100oF atau untuk mudahnya : pertama, perhatikan berapa range atas dan bawah temperatur yang terjadi. Kemudian bagi 2 dan hasilnya tersebut tambahkan dengan standard yaitu 100oF. Dengan demikian maka didapat range yang mempunyai temperatur tengah adalah tepat 100oF. Bila temperatur lebih rendah atau lebih tinggi maka pengesetan thermostat diperlukan. Biasanya pengesetan seperti ini memakan waktu beberapa jam dan dibiarkan atau dicoba selama semalaman agar dapat diyakinkan sistem telah bekerja dengan baik dan sempurna.
B. Kelembaban udara yang diukur dengan Hygrometer didalam ruang incubator haruslah dijaga pada pembacaan menggunakan hygrometer pada kisaran 55-60% untuk 18 hari pertama di incubator, dan 65-70% untuk 3 hari berikutnya. Hal ini menjadi penting karena ke tidak akuratan dalam penerapan kelembaban udara dapat mempengaruhi secara siknifikan keberhasilan dalam penetasan telur. Bila kelembaban udara terlalu rendah maka akan terjadi peningkatan penguapan udara dari kulit telur yang kemudian dapat menyebabkan embrio ayam tidak kuat memecah kulit telur karena lapisan / selaput bagian dalam telur menjadi keras. Dalam hal demikian maka penambahan sebuah nampan dan diisi air diperlukan untuk mencapai kisaran angka yang diperlukan. Sebaliknya jika kelembaban udaranya terlalu tinggi maka penurunan kelembabannya dapat ngan cara mengganti nampan dengan yang lebih kecil atau menutupi sebagian permukaan nampan dengan kertas aluminium foil (sebagai contoh) atau tutup lainnya.
Kalibrasi untuk mesin penetas telur (incubator) pada prinsipnya adalah mengadakan pengetesan sebelum incubator tersebut siap dipakai. Dengan demikian maka pengenalan akan karakteristik mesin dan fungsi dari masing masing alatnya dapat dipahami dengan baik. Sehingga bila ada permasalahan yang terjadi dikemudian hari akan mudah dicari penyelesaiannya disamping hal ini akan meningkatkan keberhasilan dalam penetasan yang menjadi tujuan utamanya.
Jika incubator telah terlebih dahulu dibersihan, disuci hamakan atau di desinfektan dan terakhir di kalibrasi terhadap temperatur dan kelembaban udara maka incubator telah diap diuji coba atau dipakai.
Bila hari pertama memasukkan telur kedalam incubator adalah hari sabtu sebagai contoh, karena tentunya mudah bagi kita yang bekerja untuk mengamati perubahan suhu dan kelembaban udaranya sepanjang akhir pekan yaitu sabtu dan minggu. Maka kita juga dapat mengharapkan bahwa penetasan akan terjadi pada hari sabtu juga pada 3 minggu (21 hari) setelahnya.
Kemudian haruslah dibuatkan sebuah catatan mengenai semua kegiatan mengenai waktu memasukkan telur (tanggal dan jam) serta jumlah telurnya dapat dimasukkan, kemudian waktu menetas dan –3 hari sebelum penetasan termasuk prosentasi hasil penetesan. Tabel terebut juga haruis dilengkapi dengan catatan pemutaran telur minimal 3 kali sehari atau sebaiknya 5 kali sehari dengan waktu pemutaran dapat ditentukan sendiri dan sebagai contoh: jam 06.00, 10.00, 14.00, 18.00 dan 22.00.

Setelah incubator selesai di kalibarasi dan anda sudah familier dengan pengoperasiannya, selanjutnya adalah memasukkan telur kedalam incubator.
Ada 5 poin utama yang harus diperhatikan dalam penetasan telur yaitu :
1. Suhu (Temperatur)
2. Kelembaban Udara (Humidity)
3. Ventilasi (Ventilation)
4. Pemutaran Telur (Egg Turning)
5. Kebersihan (Cleanliness).

SET-UP
A. Cuci tangan anda sebelum mulai dengan penanganan telur. Ingat kebersihan dan sanitasi yang baik sangat diperlukan untuk menjamin keberhasilan penetasan telur.
B. Operasikan incubator selama beberapa jam atau semalaman sampai anda yakin akan kestabilan incubator yang akan dipergunakan.
C. Jika telur telur tetas yang akan dipergunakan sebelumnya disimpan pada tempat yang dingin maka telur telur tersebut harus dikeluarkan dan di angin-angin atau dibiarkan pada suhu kamar sampai telur-telur tersebut mempunyai suhu yang sama dengan suhu ruangan. Hal ini untuk mencegah kerusakan pada telur itu sendiri dan mempengaruhi pembacaan temperatur dalam incubator akibat terganggunya kestabilan incubator sebagai akibat perbedaan suhu yang mencolok.
D. Bila telur dimasukkan dalam incubator jenis still-air seperti incubator Cemani, maka beri tanda terlebih dahulu pada permukaan kulit telur dengan pinsil Tanda "O" pada satu sisi dan pada sisi lainnya dengan Tanda "X". Hal ini penting untuk penandaan dalam proses pemutaran telur nantinya. Telur setidaknya diputar minimal 3X atau sebaiknya 5X seperti penjelasan diatas. Dibuatnya angka ganjil dalam banyaknya jumlah pemutaran dimaksudkan agar pada satu malam dan malam lainnya salah satu sisi akan mengalami waktu yang sama. Misal malam ini bagian atas tanda “O” maka besok malam tentunya akan menjadi “X”.
E. Tidak ada masalah bila telur telur tersebut saling bersentuhan dalam tray penetasan sepanjang pemutaran dan pemindahan telur dari satu bagian ke bagian lainnya tetap dilakukan. Hal ini mempunyai kepentingan untuk meretakan suhu pada seluruh bagian dari telur tetas dan sebagai koreksi terhadap suhu karena faktor letak telur dalam mesin penetas telur (incubator).
F. Pada tipe forced-air seperti incubator GloryFarm maka telur telur tersebut cukup hanya dimasukkan dalam grid susunan yang telah ada pada Tray. Pemutaran akan terjadi karena pergerakan tuas diatas incubator yang menyebabkan tiap tiap telur akan mempunyai sudut kemiringan 45 tiap waktu pemutaran telur. Hal demikian menjadikan yang jauh lebih mudah dan praktis dalam penanganannya.

SUHU (TEMPERATURE)
A. Suhu atau temperatur yang diukur dengan Termometer memegang peranan yang sangat penting dalam penetasan telur karena hal ini berhubungan dengan faktor perkembangan embrio didalam telur
B. Suhu optimum dalam incubator tipe still-air adalah 102-103oF dan untuk tipe forced-air adalah 100-101oF.
C. Termometer harus diletakkan 2,5 cm (1 inch) diatas wire mesh (tray) incubator atau setara dengan tinggi telur jika diletakkan mendatar. Hal berbeda untuk posisi termometer pada incubator forced-air yang mempunyai temperatur merata di dalam incubator karena menggunakan fan sebagai sirkulasi udara panasnya

Hal yang harus diwaspadai terhadap ketidak normalan temperatur:
1. Temperatur Terlalu Tinggi:
Embrio ayam yang masih muda sangat mudah terpengaruh dengan temperatur yang tinggi. Pengoperasian incubator dengan temperatur setinggi 105oF untuk 30 menit akan mempunyai efek yang mematikan pada embrio ayam.
Bila embrio tidak mati maka suhu yang tinggi tersebut dapat menyebabkan masalah di syaraf, hati, masalah di peredaran darah, ginjal atau cacat pada kaki, kebutaan dan persoalan lainnya yang menjadilkan anak ayam cacat, lemah dan kemudian mati.
2. Temperatur Terlalu Rendah:
Temperatur yang sedikit lebih rendah untuk periode waktu yang tidak terlalu lama tidak terlalu mempengaruhi dalam embrio kecuali memperlambat perkembangannya untuk embrio muda. Hal yang sedikit berbeda jika hal ini terjadi pada embrio yang lebih tua karena pengaruhnya akan sedikit berkurang.
Jika temperatur lebih rendah dari yang di syaratkan untuk waktu yang agak lama maka hal ini akan mempengaruhi embrio dalam hal perkembangan organ-organnya yang berkembang tidak secara proporsional. Jika hal ini terus terjadi maka akan menyebabkan gangguan pada hati, peredaran darah, jantung atau perkembangan yang lambat kalaupun menetas nantinya.

KELEMBABAN UDARA (HUMIDITY)
Kelembaban udara (Humidity) adalah penting karena hal ini untuk menjaga telur dari kehilangan terlalu banyak atau terlalu sedikit kelembabannya selama proses penetasan telur. Kelambaban relative 55-60% untuk 18 hari penetasan telur dan 65-70% untuk 3 hari terakhir.
A. Kelembaban diperoleh dari nampan yang berisi air, atau sponse yang basah dan sejenisnya yang diletakkan dibagian bawah atau dibagian atas tergantung tipe incubator dan settingnya. Tingkat kelembaban udara tergantung dari banyaknya / lebar permukaan air yang ter-expose atau dipengaruhi oleh system incubator itu. Semakin lebar luas permukaannya tentunya semakin tinggi kelembaban yang didapat atau sebaliknya. Dalam beberapa kasus, missal udara terlalu kering, kadang diperlukan menambahkan sponse (busa) pada nampan. Hal ini cukup untuk membantu menaikkan kelembaban udara seperti yang disyaratkan dalam penetasan telur. Bila terjadi hal kelembaban terlalu tinggi malah diharuskan memperkecil nampan, mengurangi luas permukaannya (misal ditutup dengan aluminium foil) atau malah mengeluarkan nampan air dari incubator. Keadaan seperti ini malah sering kami lakukan di tempat kami terutama pada saat musim hujan
B. Dianjurkan untuk tidak atau sesedikit mungkin membuka tutup incubator selama penetasan telur. Hal ini disebabkan karena kelembaban udara akan cepat hilang dengan dibukanya pintu incubator. Bila ini terjadi maka dianjurkan untuk menambahkan air hangat pada nampan agar lebih cepat menguap dan mencapai titik kelembaban yang diperlukan
C. Meneropong telur juga diperlukan dalam melihat dan mengukur perkembangan embrio dan tingkat kehilangan kadar air di dalam telur. Peneropongan sebaiknya dilakukan pada hari ke 7,14 dan 18. Teropong telor dapat dengan mudah dibuat sendiri dengan bahan bahan yang sederhana sejauh cukup sinar yang dihasilkan untuk melihat / menembus kulit telur dan mengintip dalamnya.
D. Setelah hari ke 19, sedikit kondensasi diatas incubator masih diijinkan atau lebuh akuratnya kami menyarankan untuk mengukurnya dengan menggunakan hygrometer. Karena keberadaan alat ini cukup vital dalam kesuksesan penetas telur.
Pada hari ke 19,20 dan 21 atau 3 hari terakhir penetasan, TIDAK DIANJURKAN untuk membuka atau memutar telur. Hal yang diperlukan adalah menjaga temperatur dan tentunya kelembaban udara pada posisi 65% - 70%. Jika kelembaban udara tidak dijaga, hal ini dapat menyebabkan embrio telur terperangkap didalam dan tidak bisa memecah kulit telur dan mati. Pemutaran telur jika dilakukan dapat menyebabkan kehilangan posisi tetas (malposition) dan hal ini juga menjadikan telur gagal menetas.

SEMOGA BERMANFAAT

Masalah Pemakaian Obat Selama Hamil


ABIGAIL

Kehamilan merupakan anugerah terindah yang diidamkan oleh setiap wanita. Bagi wanita, mengetahui sedini mungkin bahwa dirinya positif hamil adalah sangat penting karena pada beberapa minggu pertama kehamilan, akan terjadi pembentukan organ-organ tubuh yang vital. Perubahan-perubahan fisik dan emosi pada diri ibu hamil biasanya terjadi setiap trimester selama kehamilan. Setiap trimester mempunyai karakteristik yang harus diketahui oleh ibu hamil.

Pada trimester pertama, ibu hamil akan merasa mual pada pagi hari, merasa lelah, dan ingin tidur terus menerus, timbul vena tipis di permukaan kulit, payudara mulai membesar dan daerah sekitar puting susu mulai berwarna gelap, menjadi sering buang air kecil karena perubahan hormon dan bertambah besarnya janin yang menekan kandung kemih. Kemudian secara emosi akan terjadi penurunan libido, perubahan emosi/suasana hati, khawatir dan cemas bentuk tubuh akan berubah dan tidak menarik lagi. Trimester kedua kehamilan, ibu mengalami peningkatan nafsu makan dan terasa lebih berenergi, pengeluaran cairan vagina bertambah, payudara bertambah besar dan nyeri berkurang, perut bagian bawah semakin besar, bayi kadang terasa bergerak, denyut jantung meningkat, kaki dan tumit membengkak, perut terasa gatal karena kulit mulai meregang, timbul tanda bergaris pada perut, sakit pinggang dan kadang hemoroid (ambeien). Perubahan emosi pada trimester kedua sudah mulai berkurang dan stabil, seluruh perhatian tertuju pada anak yang akan dilahirkan, rasa cemas akan meningkat sejalan dengan usia kehamilan.

Pada trimester terakhir, ibu mulai merasakan bayi mulai menendang dengan keras dan gerakannya mulai tampak dari luar, suhu tubuh meningkat sehingga ibu merasa kepanasan, terjadi kontraksi ringan (Braxton-Hicks), mulai keluar cairan putih encer dari payudara (kolostrom), cairan vagina meningkat dan mulai mengental. Secara emosi ibu akan mengalami perasaan gembira bercampur takut karena kelahiran sudah dekat, khawatir akan proses persalinan dan apakah akan melahirkan bayi yang sehat atau tidak.

Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan tersebut biasanya merangsang ibu melakukan pengobatan untuk menghilangkan atau mengurangi gejala/rasa sakit yang timbul. Pemakaian obat selama hamil ini akan menimbulkan masalah jika ibu tidak berhati-hati dan melanggar aturan pemakaian obat yang dianjurkan. Hal ini mengingat bahwa dalam pemakaian obat selama kehamilan, tidak saja dihadapi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu, tetapi juga pada janin. Salah satu contoh kasus obat yang dapat memberikan pengaruh sangat buruk terhadap janin jika diberikan pada periode kehamilan adalah talidomid, yang memberi efek kelainan pada bayi berupa tidak tumbuhnya anggota gerak.

Pengaruh buruk obat terhadap janin, secara umum dapat bersifat toksik, teratogenik, maupun letal tergantung pada sifat obat dan umur kehamilan pada saat minum obat. Pengaruh toksik adalah jika obat yang diminum selama masa kehamilan menyebabkan terjadinya gangguan fisiologik atau bio-kimiawi dari janin yang dikandung, dan biasanya gejalanya baru muncul beberapa saat setelah kelahiran. Pengaruh obat bersifat teratogenik, jika menyebabkan terjadinya malformasi anatomic (kelainan/kekurangan organ tubuh) pada pertumbuhan organ janin. Pengaruh teratogenik ini biasanya terjadi pada dosis subletal. Sedangkan pengaruh obat yang bersifat letal adalah yang mengakibatkan kematian janin dalam kandungan.

Dalam upaya mencegah terjadinya efek yang tidak diharapkan dari obat-obat yang diberikan selama kehamilan, maka oleh U.S. Food and drug Administration (FDA-USA) maupun Australian Drug Evalution Committee, obat-obatan dikategorikan menjadi 5 (lima), yaitu kategori A, kategori B, kategori C, kategori D dan kategori X. Yang termasuk kategori A adalah obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita hamil tanpa disertai kenaikan frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk lainnya. Contoh obatnya adalah parasetamol, penisilin, eritromisin, glikosida jantung, isoniazid serta bahan-bahan hemopoetik seperti besi dan asam folat. Obat kategori B meliputi obat-obat yang pengalaman pemakaiannya pada wanita hamil masih terbatas, tetapi tidak terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau pengaruh buruk lainnya pada janin. Contoh obatnya adalah simetidin, dipiridamol, spektninomisin, tikasilin, amfoterisin, dopamine, asetilkistein, alkaloid belladonna, karbamazepin, pirimetamin, griseofulvin, trimetoprim dan mebendazol.

Obat kategori C merupakan obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada janin tanpa disertai malformasi anatomic, semata-mata karena efek obat didalam tubuh. Umumnya bersifat reversible (membaik kembali). Sebagai contoh adalah obat analgetik-narkotik, fenotiazin, rifampisin, aspirin, antiinflamasi non-steroid dan diuretika. Obat kategori D merupakan obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya kejadian malformasi janin pada manusia atau menyebabkan kerusakan janin yang bersifat irreversible (tidak dapat membaik kembali). Obat-obat ini mempunyai efek merugikan bagi janin. Misalnya androgen, fenitoin, pirimidon, fenobarbiton, kini, klonazepam, valproat, steroid anabolic, dan anti koagulansia. Sedangkan obat kategori X adalah obat yang telah terbukti mempunyai resiko tinggi terjadinya pengaruh buruk yang menetap (irreversible) pada janin jika diminum pada masa kehamilan. Obat dalam kategori ini merupakan kontraindikasi mutlak selama kehamilan. Sebagai contoh isotretionin dan dietilbestrol.

Salah satu contoh kasus di masyarakat bahwa tidak jarang dijumpai seorang wanita yang dalam masa kehamilannya menderita hipertensi. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah apakah wanita tersebut memang penderita hipertensi atau hipertensi yang dialami hanya terjadi selama kehamilan. Meskipun pendekatan terapi antara keduanya berbeda, tetapi tujuan terapinya adalah sama yaitu mencegah terjadinya hipertensi yang lebih berat agar kehamilannya dapat dipertahankan hingga cukup bulan, serta menghindari kemungkinan terjadinya kematian maternal karena eklamsia terutama saat melahirkan. Sejauh mungkin juga diusahakan agar tidak terjadi komplikasi atau kelainan pada yang dilahirkan, baik karena hipertensinya maupun komplikasi yang menyertainya.

Obat-obat antihipertensi yang tidak dianjurkan selama kehamilan meliputi verapamil, nifedipin dan diltiazem karena menunjukkan kecenderungan terjadinya hipoksia pada bayi jika terjadi hipotensi pada ibunya. Diuretika sangat tidak dianjurkan selama masa kehamilan karena di samping mengurangi volume plasama juga mengakibatkan berkurangnya tekanan pada plasma. Obat-obat seperti reserpin sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil karena dapat menyebabkan hilangnya fungsi pengaturan suhu tubuh pada bayi jika dikonsumsi selama trimester III. Sedangkan pemakaian kaptopril dan enalapril sangat tidak dianjurkan selama kehamilan karena meningkatkan kejadian mortalitas janin.

Informasi tentang obat-obat yang memberikan pengaruh buruk selama kehamilan seharusnya dimiliki oleh ibu-ibu yang sedang hamil. Hal ini supaya bisa menjadi pedoman saat keadaan sakit yang terpaksa diderita dan mengharuskan memakai obat-obatan. Untuk obat-obat yang diperoleh melalui apotek, biasanya petugas atau Apoteker akan memberitahu kemungkinan-kemungkinan bahaya yang timbul akibat mengkonsumsi obat tersebut. Sangat penting bagi ibu hamil untuk memberikan informasi umur kehamilannya pada petugas atau Apoteker agar mereka dapat memberi konseling yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

Pemakaian obat selama hamil sebaiknya memang dihindari, akan tetapi bagi tubuh yang sakit dan kondisi sakit tersebut akan bertambah para jika terus dibiarkan, maka pengobata adalah jalan yang terbaik. Ketepatan dalam pemilihan obat diperlukan untuk mengurangi sekecil mungkin efek samping merugikan yang dapat timbul. Selain benar dalam memilih jebis obat, hati-hati dengan obat-obat murah yang ditawarkan di pasaran. Bagi ibu hamil, sakit yang diderita akan mempengaruhi dirinya dan janin yang dikandungnya, maka jangan sekali-kali mengambil resiko menerima obat murah yang ternyata kualitasnya tidak bisa dijamin walaupun kemasan obatnya sama.

Kamis, 19 Mei 2011

Menjadi Orang Tua


ABIGAIL

Tidak semua teori psikologi dapat diterapkan dalam keseharian menjadi orang tua. Menjadi orang tua merupakan salah satu pekerjaan dengan job description yang rumit dan tidak jelas dan diperlukan tanggung jawab yang besar. Untuk menjadi orang tua yang efektif, Anda harus terjun langsung dan belajar dari pengalaman.
Di tangan orang tua, masa depan seorang anak ditentukan. Berbagai hal awalnya dibentuk dari keluarga. Mulai dalam hal kepribadian, sosialisasi, pengendalian diri, penyesuaian terhadap sekitar, kemampuan berfikir, dan hal lain yang turut menunjang keberhasilan dan kemandirian seorang anak. Termasuk keberhasilan mereka sebagai orang tua nantinya. Tips yang dapat digunakan oleh para orang tua yang keduanya bekerja / salah satu tidak bekerja, agar dapat memanfaatkan waktu yang terbatas dengan anak secara efektif dan efesien, antara lain sebagai berikut :

1. Kenali anak Anda
Setiap anak memiliki karakter yang berbeda. Oleh karena itu cara yang digunakan dalam mendidik dan membimbing mereka harus sesuai dengan karakter anak. Jangan paksa anak untuk menjalani karakter yang bukan miliknya. Kenali pula perasaan anak jika ia sedang mengalami masalah. Hal ini dapat dilakukan dengan berempati dengan si anak. Dan jangan lupa untuk mengenali perkembangan anak sesuai usia.

2. Hargai jika mereka berperilaku baik
Setiap orang tua harus menghargai perilaku baik yang dilakukan anak, dan menghukumnya sesedikit mungkin. Berikan pujian jika si anak berhak mendapatkannya, jangan ditunda. Namun jangan menunggu sampai mereka melakukan hal yang special. Orang tua sebaiknya memberikan sesuatu yang menyenangkan anak secara berkala. Misalnya saja dengan memberikan sesuatu yang disukainya jika ia telah melakukan tugasnya dengan baik.

3. Libatkan anak untuk turut berperan serta
Libatkan mereka dalam mengambil keputusan / kegiatan yang diadakan keluarga. Contohnya libatkan anak dalam tugas sehari-hari (sesuaikan dengan umur mereka), libatkan mereka dalam merencanakan liburan keluarga, dan lain-lain.

4. Dekatkan diri dengan anak
Gunakan setiap waktu yang Anda punya untuk mendekatkan diri pada anak. Contohnya saja dalam perjalanan ketika macet, Anda dapat menyempatkan diri untuk bicara lebih banyak. Biasanya anak lebih terbuka dalam situasi yang demikian. Dampingi mereka saat menonton. Tanamkan nilai-nilai baik dan penting, beritahu mereka nilai-nilai yang buruk dan tidak penting. Berikan waktu khusus berdua dengan anak. Jika Anda memiliki lebih dari satu anak, maka sediakan waktu secara bergiliran. Jangan lupa gunakan waktu keluarga secara maksimal.

5. Tegakkan disiplin
Jangan mendiamkan anak jika ia melakukan perbuatan yang salah / tidak baik. Disiplin sangat penting untuk diterapkan karena anak harus tau mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Cara menegakan disiplin yang disarankan adalah time out dan grounded. Time out adalah suatu langkah mendiamkan anak, dan tidak memberi reaksi apa-apa pada anak. Tindakan ini diberikan atas respon dari orang tua atas perilaku anak yang tidak diinginkan. Bisa dilakukan dengan cara orang tua keluar ruangan, anak berada di dalam ruangan, atau anak dijauhkan dari aktivitasnya. Sedangkan grounded adalah suatu sikap di mana si anak diharuskan untuk menyelesaikan satu tugas agar bisa mendapatkan keinginannya. Pendisiplinan ini harus dilakukan secara konsisten dan harus selalu didasarkan pada perilaku anak. Jika anak melakukan hal buru yang serupa, maka teknik pendisiplinan yang sama harus diterapkan. Namun sebaiknya orang tua tidak langsung memberikan sanksi jika anak baru pertama kali melakukan perilaku yang tidak baik, dan belum pernah diberitahu sebelumnya bahwa itu perilaku yang buruk. Teknik pendisiplinan yang sama harus diterapkan pula oleh orang-orang di rumah saat orang tua tidak ada.

6. Menjadi panutan bagi anak
Anak meniru setiap yang dilakukan orang lain, terutama orang tuanya. Anak belajar cara bereaksi terhadap berbagai hal melalui pengamatannya pada perilaku orang tua. Oleh karena itu Anda sebagai orang tua harus dapat menjadi contoh yang baik bagi anak.

7. Katakan Anda menyayangi mereka
Kasih sayang harus diungkapkan dalam setiap tindakan, baik dengan cara memeluk / mencium, belaian, tulisan “mama/ papa sayang kamu”, dan katakan langsung pada mereka. Saat Anda melakukan hal-hal tersebut, orang tua lebih baik mengadakan kontak langsung dengan cara melihat ke matanya. Dan jika Anda ingin memberi perintah, lakukan dengan spesifik, agar anak mengeri yang harus dilakukan. Kebanyakan orang tua memberi perintah yang terlalu umum, sehingga anak bingung. Hindari membentak, berteriak, atau berceramah panjang lebar kepada anak.

8. Selesaikan masalah saat kepala sudah dingin
Masalah lebih baik tidak diselesaikan saat marah. Hal yang demikian jika dilakukan justru akan memperburuk keadaan. Marah membuat control diri Anda rendah, sehingga sangat mungkin hal-hal yang tidak ingin diikuti oleh anak ditiru. Apalagi jika Anda mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan dan membekas. Tenangkan diri Anda terlebih dahulu.


Tips Perawatan Payudara Setelah Melahirkan

Bagi seorang wanita, payudara adalah organ tubuh yang sangat penting bagi keberlangsungan perkembangan bayi yang baru dilahirkannya. Payudara memang secara natural akan mengeluarkan ASI begitu ibu melahirkan. Tetapi bukan berarti seorang wanita atau ibu tidak perlu merawat payudaranya.

Perawatan payudara setelah melahirkan bertujuan agar payudara senantiasa bersih dan mudah dihisap oleh bayi. Banyak ibu yang mengeluh bayinya tidak mau menyusu, bisa jadi ini disebabkan oleh faktor teknis seperti puting susu yang masuk atau posisi yang salah. Selain faktor teknis ini tentunya air susu ibu juga dipengaruhi oleh asupan nutrisi dan kondisi psikologis ibu.

Faktor nutrisi bisa dipenuhi dengan tambahan asupan kalori 500 kkal per harinya, khususnya nutrisi kaya protein (ikan, telur, hati), kalsium (susu), dan vitamin (sayur, buah). Juga, banyak minum air putih. Faktor psikologis pun penting dalam menciptakan suasana santai dan nyaman, tidak terburu-buru dan tidak stess saat menyusui.

Untuk itu, langkah-langkah dibawah ini semoga dapat membantu Anda kaum wanita dalam merawat payudara.
1.Siapkan alat dan bahan berikut
  • Baby Oil atau Minyak kelapa bersih
  • Gelas
  • Air hangat dan dingin dalam baskom kecil
  • Dua buah handuk mandi bersih
  • Kapas
  • Handuk kecil atau washlap untuk kompres
2.Kompres puting susu dengan kapas yang dibasahi baby oil selama beberapa menit

3.Lakukan pengurutan payudara sebagai berikut :
 
Pengurutan Pertama
Licinkan kedua tangan dengan minyak. Tempatkan kedua tangan diantara payudara.
Pengurutan dilakukan dimulai ke arah atas, lalu telapak tangan kiri ke arah sisi kiri dan telapak kanan ke arah sisi kanan.
Lakukan terus pengurutan ke bawah dan ke samping.
Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.

Pengurutan Kedua

Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dengan pinggir kelingking tangan kanan urut payudara dari pangkal hingga puting susu. Lakukan juga untuk payudara sebelah kanan.
Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.

Pengurutan Ketiga

Sokong payudara kiri dengan satu tangan kiri sedang tangan kanan mengepal dan mengurut dengan buku-buku jari pangkal ke arah puting susu.
Lakukan juga untuk payudara sebelah kanan.
Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.

Pengurutan keempat

Pegang pangkal payudara dengan kedua tangan lalu urut dari pangkal payudara ke arah puting susu sebanyak satu kali

Pengurutan kelima

Pijat puting susu hingga keluar cairan ASI dan tampung dengan tempat yang bersih/gelas.

Pengompresan

Kompres kedua payudara dengan handuk kecil hangat selama dua menit, lalu ganti dengan kompres air dingin dua menit dan yang kompres lagi dengan air hangat selama dua menit.
Perawatan payudara juga dapat membantu memperlancar pengeluaran ASI, dilakukan sedini mungkin setelah melahirkan selama satu hingga dua hari. Selamat merawat payudara sendiri.

ABIGAIL